Wednesday, March 14, 2012

PERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN MENTAL DAN KELUARGA SELAMA PERIODE WAKTU BENCANA


     Ini catatan kuliah dari Pak Ibrahim Rahmat Dosen PSIK FK UGM
     Slide pertama mereview lagi mengenai bencana, penyebab, akibat bencana (klien/individu, keluarga/masyarakat, lingkungan, infrastruktur, aktivitas), reaksi terjadinya bencana, cara penanganan.
      Bencana keterkaitan dengan kehilangan, bencana menimbulkan trauma atau gangguan mental, tetapi gangguan mental itu biasanya muncul tidak langsung saat bencana terjadi. Kebanyakan gangguan mental meuncul 1 minggu atau 2 bulan setelah bencana terjadi. Hal itu karena, pada fase awal terjadi bencana, masih banyak bantuan yang diterima, tetapi setelah itu manusia mulai berpikir untuk melanjutkan hidup, berpikir harta benda hilang, stress dll.

     Pada pasca bencana gangguan jiwa lebih sering muncul. Dan biasanya dilakukan penyuluhan atau pelatihan terkait CMHN (Community Mental Health Nursing). Hampir semua puskesmas di Bantul telah diberi pelatihan mengenai CMHN. Sebagian besar dari mereka, mengalami gangguan dalam hal kecemasan, misal saat mau tidur ada goyangan atau gerakan sedikit, sudah mulai terbangun. Dari data, menyebutkan bahwa paling banyak terjadi gangguan tidur.
      Reaksi individu 24 jam pertama saat terjadinya gempa; binggung, cemas, menangis, gelisah, berdoa. Setelah minggu ketiga dan pertama saat bencana, individu menunjukan perilaku ketakutan, kewaspadaan, sensitive, mudah marah, kesulitan  tidur, khawatir, sangat sedih, mengulang-ulang kejadian, bersedih. Biasanya orang yang terkena bencana merasa terkesan dalam hal negative, jika bertemu dengan siapapun dia akan menceritakan pengalamannya kepada orang lain. Pengalaman seseorang terhadap bencana akan terpatri terus menerus.
      Reaksi positif yang biasa terjadi, individu berpikir tentang masa depan, berpikir bahwa bencana adalah musibah atau  takdir. Individu masih bisa terlibat aktif dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan. Reaksi positif terlihat pada respon masyarakat saat terjadi bencana gempa bumi di Bantul. Masyarakat Bantul terus berjuang untuk memulihkan kondisi lingkungan segera mungkin.
        Respon individu terhadap bencana lebih dari minggu ketiga setelah bencana dimanifestasikan dengan; kelelahan, merasa panic, kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir tidak realities, tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri, kecemasan yang dimanifestasikan dengan gejala fisik; palpitasi, pusing, letih, mual dan sakit kepala. Intervensi terhadap individu dengan gangguan mental paling tepat setelah minggu ketika, karena respon terlihat jelas dan bisa dibedakan jenis gangguan mentalnya.
      Pada sebagian korban yang selamat biasanya disertai gangguan mental akut yang timbul hingga berbulan –bulan sesudah bencana. Bentuk gangguannya, jika reaksi akut; stress, berduka, berkabung, gangguan mental yang terdiagnosis, gangguan penyesuaian, gangguan mental yang kambuh kembali atau semakin berat dan psikosomatis. Reaksi kronis; kecemasan berkepanjangan, kehilangan memanjang, gangguan mental kronis, ketidakberdayaan, gangguan penyesuaian, gangguan mental yang kambuh kembali atau semakin berat dan psikosomatis.
      Program antisipasif yang dapat dilakukan  yaitu Masyarakat iperkenalkan bila perlu diajarkan mengenai tanda-tanda terjadinya bencana, jalur evakuasi. CMHN  dapat dilakukan secara komprehensif. Pertama, BC CHMN (bagaimana CMHN diajarkan kepada mahasiswa), IC CMHN (Bagaiamana CMHN dilaksanakan dan dilatihkan kepada kader),  Advance CMHN (bagaiman keberlanjutan program untuk kerjasama lintas sektoral). 

Ditulis Oleh: 
Ratna Herlia Dewi 
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

No comments:

Post a Comment