Ini catatan kuliah dari Pak Ibrahim Rahmat Dosen PSIK FK UGM
Slide
pertama mereview lagi mengenai bencana, penyebab, akibat bencana
(klien/individu, keluarga/masyarakat, lingkungan, infrastruktur, aktivitas),
reaksi terjadinya bencana, cara penanganan.
Bencana keterkaitan dengan kehilangan,
bencana menimbulkan trauma atau gangguan mental, tetapi gangguan mental itu
biasanya muncul tidak langsung saat bencana terjadi. Kebanyakan gangguan mental
meuncul 1 minggu atau 2 bulan setelah bencana terjadi. Hal itu karena, pada
fase awal terjadi bencana, masih banyak bantuan yang diterima, tetapi setelah
itu manusia mulai berpikir untuk melanjutkan hidup, berpikir harta benda
hilang, stress dll.
Pada pasca bencana gangguan jiwa lebih
sering muncul. Dan biasanya dilakukan penyuluhan atau pelatihan terkait CMHN
(Community Mental Health Nursing). Hampir semua puskesmas di Bantul telah
diberi pelatihan mengenai CMHN. Sebagian besar dari mereka, mengalami gangguan
dalam hal kecemasan, misal saat mau tidur ada goyangan atau gerakan sedikit,
sudah mulai terbangun. Dari data, menyebutkan bahwa paling banyak terjadi
gangguan tidur.
Reaksi individu 24 jam pertama saat
terjadinya gempa; binggung, cemas, menangis, gelisah, berdoa. Setelah minggu
ketiga dan pertama saat bencana, individu menunjukan perilaku ketakutan,
kewaspadaan, sensitive, mudah marah, kesulitan
tidur, khawatir, sangat sedih, mengulang-ulang kejadian, bersedih.
Biasanya orang yang terkena bencana merasa terkesan dalam hal negative, jika
bertemu dengan siapapun dia akan menceritakan pengalamannya kepada orang lain.
Pengalaman seseorang terhadap bencana akan terpatri terus menerus.
Reaksi positif yang biasa terjadi,
individu berpikir tentang masa depan, berpikir bahwa bencana adalah musibah
atau takdir. Individu masih bisa
terlibat aktif dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan. Reaksi positif
terlihat pada respon masyarakat saat terjadi bencana gempa bumi di Bantul.
Masyarakat Bantul terus berjuang untuk memulihkan kondisi lingkungan segera
mungkin.
Respon individu terhadap bencana lebih
dari minggu ketiga setelah bencana dimanifestasikan dengan; kelelahan, merasa
panic, kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir tidak realities, tidak
beraktivitas, isolasi dan menarik diri, kecemasan yang dimanifestasikan dengan
gejala fisik; palpitasi, pusing, letih, mual dan sakit kepala. Intervensi
terhadap individu dengan gangguan mental paling tepat setelah minggu ketika,
karena respon terlihat jelas dan bisa dibedakan jenis gangguan mentalnya.
Pada sebagian korban yang selamat
biasanya disertai gangguan mental akut yang timbul hingga berbulan –bulan
sesudah bencana. Bentuk gangguannya, jika reaksi akut; stress, berduka,
berkabung, gangguan mental yang terdiagnosis, gangguan penyesuaian, gangguan
mental yang kambuh kembali atau semakin berat dan psikosomatis. Reaksi kronis;
kecemasan berkepanjangan, kehilangan memanjang, gangguan mental kronis,
ketidakberdayaan, gangguan penyesuaian, gangguan mental yang kambuh kembali
atau semakin berat dan psikosomatis.
Program antisipasif yang dapat dilakukan yaitu Masyarakat iperkenalkan bila perlu
diajarkan mengenai tanda-tanda terjadinya bencana, jalur evakuasi. CMHN dapat dilakukan secara komprehensif. Pertama,
BC CHMN (bagaimana CMHN diajarkan kepada mahasiswa), IC CMHN (Bagaiamana CMHN
dilaksanakan dan dilatihkan kepada kader),
Advance CMHN (bagaiman keberlanjutan program untuk kerjasama lintas
sektoral).
Ditulis Oleh:
Ratna Herlia Dewi
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
No comments:
Post a Comment