Tuesday, March 13, 2012

GEJALA MENTAL YANG SERING TERJADI PADA MASYARAKAT DI DAERAH BENCANA


Kuliah di PSIK FK UGM,  (14 Maret 2012)
Dr. Cecep

   Konsep psikodinamik menyatakan bahwa individu tidak mampu memproses atau merasionalisasikan trauma yang mencetuskan gangguan. Sesuai dengan kemampuannya, individu akan mengatasi hal itu secara kognitif, ia akan mengalami periode mengakui dan menghambat secara berganti – ganti.
      Jika ada kejadian (impuls) yang menyenangkan atau tidak menyenangkan akan masuk ke thalamus pada saraf glutamate, dilihat oleh mata (retina), diteruskan ke thalamus. Jika orang yang sudah bisa mengendalikan diri, thalamus lebih fleksibel. Pusat akal di cortek serebri, emosional dsb akan bekerja bersama. Jika overload pada fungsi tersebut maka akan terjadi gangguan. jika orang impulsive, impuls yang masuk ke thalamus langsung didesak masuk ke amigdala akibatnya amigdala (pusat emosi) tidak terkendali.
      Pada saat orang emosional dimana system simpatis nya lebih dominan, orang tersebut residensinya kurang bagus, mata bisa terganggu, kelenjar ludah kering, plica vocalisnya eg maksimal akibatnya ngomong susah. Lebih parahnya, jika kepanikan tidak terbendung adrenalin dan kortisol bisa keluar akibatnya orang yang resiko diabetes, diabetesnya bisa kambuh. Selain itu, nafsu seksual bisa terhambat karena estrogen terganggu.
      Orang yang rentan mengalami PTSD antara lain:
  1. Orang yang sebelumnya sudah terganggu jiwanya
  2. Orang yang dulu ketika anak-anak pernah mengalami kejadian traumatis. Saat hamil, seorang ibu mengalami depresi pun, bisa mempengaruhi kondisi fetus. Seorang fetus saat dikandungan bisa melihat suara dan cahaya. Perbandingan penentuan kondisi fetus dari ibu: ayah adalah 4;1. jika kondisi ibu tidak baik, gen nya pun bisa berubah, misal gen yang tadinya ustad bisa jadi sebaliknya. Maka, seorang ibu yang sedang hamil dilarang “main-main”
  3. Orang yang berkepribadian pencemas dan mudah kuatir. Dalam konteks ini kecemasan bisa dikurangi dengan teknik-teknik pelatihan pernafasan.
  4.  Orang yang berkepradian ambang antisocial, manja/dependent. Orang dependent memang tidak mudah dihilangkan, harus diimbangi oleh residensi yang tinggi agar tidak terjadi gangguan.
  5.  Orang yang introvert dan sulit beradaptasi

GEJALA PTSD
1.      Cemas berlebihan
2.      Sulit tidur
Disebabkan karena histamine hiperfungsi, maka untuk mengatasi kondisi tersebut diberi ctm, diazepam.
3.      Mudah marah
4.      Perasaan seakan mengalami kembali (re-eksperiencing) kejadian itu
5.      Mengindari stimulus yang berhubungan dengan trauma hebat itu, misalnya melihat lokasi rumahnya yang sudah tertutup tanah dan pasir, mendekati “zona bertanya” meski sudah dinyatakan  statusnya menjadi turun.

TATALAKSANA
1.      Relaksasi, dengan membayangkan masa lalu yang indah untuk menandingi baying-bayang yang menakutkan
2.      Psikoterapi, meliputi psikoterpi kognitif, psikoterapi kelompok dan hipnoterapi.
3.      Bila timbul lagi kepanikan seakan mengalaminya kembali, maka sarankan untuk memajamkan mata, ambil sikap relaksasi, tarik nafas dan bayangkan masa-masa indah di saat kecil atau muda, maka hal-hal indah menyenagkan ini akan mendominasi bayangan mengerikan itu. Tak perlu menolaknya, kita harus “menerimanya” sebagai bagian dari hidup anda.

Menyelesaikan kasus PTSD di pengungsian?
      Dilihat dari prioritas masalah yang dialami di pengungsian, yang diselesaikan adalah individu yang merugikan bagi orang lain, misalnya dia gangguan mental sampai mengakibatkan amuk, maka dokter segera melakukan tindakan pemberian diazepam. pemberian obat (benzodiazepim) meringankan kerja system gaba, sehingga menghambat histamine ke hypothalamus. Dan sisa yang lain, perlahan dilakukan intervensi, tentunya oleh tenaga kesehatan terkait. Harapannya pemerintah juga melakukan upaya penyelesaian kasus di pengungsian.

Bagaimana jika petugas kesehatan yang mengalami PTSD?
      Idealnya tidak ditempatkan didaerah rawan, atau jika tenaga kesehatan di daerah tersebut minim, petugas tersebut dibekali obat anticemas dan antidepresan dan diberi pelatihan agar PTSD tidak kambuh. 

 
“Dan sesungguhnya akan Kami beri kamu percobaan dengan se­suatu dari ketakutan dan kelaparan dan kekurangan dari harta­ benda dan jiwa-jiwa dan buah buahan; dan berilah khabar yangmenyukakan kepada orang yang sabar.(155). (Yaitu) orang-orang yang apabila menimpa kepada mereka suatu musibah, mereka berkata: Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepadaNya­lah kita semua akan kembali.(156)”
QS. AL-Baqarah ayat 155-156

No comments:

Post a Comment